Selamatkan Generasi Indonesia mulai dari Rokok harus mahal!

By Arjun Toraya - June 05, 2018




 

   Saya sering dengar celutukan diantara para perokok yang berbunyi seperti ini "lebih baik tidak makan daripada tidak merokok" waduhh sudah segawat itukah masyarakat kita terhadap kebutuhan akan rokok. Saya miris mendengar kalimat ini, seakan-akan rokok itu sudah jadi kebutuhan pokok bagi sebagian masyarakat kita khususnya bagi para laki-laki. Harus kita sadari dampak kerugian dari rokok dikalangan masyarakat kita sudah sangat mengkawatirkan.

Saya sendiri punya pengalaman yang unik mengenai para perokok ini. Tepat disamping tempat tinggal saya ada sebuah keluarga kecil yang bisa dikatakan berada pada golongan keluarga miskin. Si Ayah sebagai kepala keluarga bekerja sebagai seorang tukang bangunan yang bisa dikatakan tidak mempunyai penghasilan tetap, ya kadang ada panggilan untuk mengerjakan suatu proyek bangunan terkadang juga hingga berminggu-minggu menganggur dirumah. Otomatis dengan pekerjaan ini tidak banyak penghasilan yang bisa dikelola oleh si ibu sebagai sang "manager rumah tangga", yaitu untuk biaya makan, untuk biaya sekolah anak mereka dan untuk biaya-biaya tak terduga lainnya semisal jika salah diantara mereka sedang sakit. 

Namun yang mengherankan bagi saya adalah bagaimana  si ayah  yang tidak pernah absen dalam membeli rokok, saya perhatikan dalam sehari 1-2 bungkus rokok bisa dia habiskan, sering mengeluh dalam menafkahi keluarganya namun sangat mudah mengeluarkan uang untuk membeli rokok.



Ini sangat miris, coba bayangkan dengan rata-rata harga sebungkus rokok saat ini adalah 15-20 ribu jadi si ayah bisa menghabiskan sekitar 30-40 ribu sehari untuk membakar uang dan memasukkan racun dalam tubuhnya. Padahal dengan uang tersebut mereka bisa menggunakan untuk hal-hal yang lebih berguna dalam keluarga seperti membeli lauk pauk sebagai gizi ataupun untuk kebutuhan-kebutuhan lain.

Lebih menyedihkan lagi masyarakat kelas bawah adalah mereka yang paling dirugikan dari harga rokok yang masih dapat dijangkau seperti sekarang ini ,karena memang konsumen tertinggi dari para perokok aktif berasal dari masyarakat miskin. Jadi kampanye #Rokokharusmahal menurut saya bukan sebuah pilihan lagi tapi adalah KEHARUSAN untuk segera diterapkan.

Selain dari kerugian ekonomi yang ditimbulkan, salah satu dampak buruk yang paling terasa adalah mengenai kesehatan keluarga si perokok. Dampak buruk rokok bagi kesehatan bukan hanya dirasakan oleh sang perokok tersebut tapi bahkan lebih buruk lagi bagi perokok-perokok pasif yang ada disekitarnya.


Peringatan-peringatan akan bahaya kesehatan yang biasa tertera di setiap bungkus rokok baik berupa tulisan maupun foto-foto real dari dampak buruk yang ditimbulkan dari asap rokok sepertinya sama sekali tidak manjur dalam menekan dan mencegah konsumsi rokok di masyarakat kita saat ini. Padahal sudah jelas beberapa penyakit mematikan seperti Kanker dan Penyakit jantung mengancam jiwa para perokok aktif maupun pasif. 

Asap rokok yang sebagian besar dikeluarkan tidak akan begitu saja terbawa udara tetapi akan bertahan sekitar 2-3 jam, sehingga orang disekitar pasti akan ikut menghirup partikel beracun dari asap rokok. Selain itu Partikel asap rokok bisa saja menempel di manapun seperti pakaian ataupun dikulit manusia, sehingga tentu sangat berbahaya khusunya bagi anak-anak.


Bayangkan seorang Ayah yang harusnya mencontohkan yang hal baik bagi keluarganya malah justru menjadi orang yang membawa dampak buruk kesehatan itu sendiri, merokok disekitar anak sangat tidak baik bagi kesehatan maupun cara pandang mereka terhadap kesehatan. Apa gunanya orang tua melarang si anak untuk tidak merokok jika yang dia lihat sehari-hari adalah Ayah mereka menjadi seorang yang aktif dalam mengkonsumsi rokok. Anak-anak adalah mesin fotocopy yang sangat baik, mereka akan melakukan dan menyerap apa yang mereka lihat dalam kehidupan mereka, jadi orang tua khususnya Ayah sebagai kepala keluarga sudah seharusnya menjadi seorang role model atau panutan yang pantas untuk diikuti oleh anak-anaknya bukan malah sebaliknya. 

Urgensi menaikkan harga rokok memang sangat tinggi. Bahkan harga sebutir telur sekitar 1.300 lebih mahal dari sebatang rokok yang hanya 1.000, jadi harga rokok sangat murah sehingga mudah didapatkan oleh siapa saja. Seperti yang kita perhatikan saat ini makin banyak prduk-produk rokok dengan merk baru bermunculan yang menawarkan harga yang murah sehingga orang-orang semakin tidak memperhitungkan mengeluarkan uang mereka untuk mengkonsumsi rokok-rokok ini. Satu hal yang paling saya kuatirkan adalah harga rokok murah ini akan semakin menarik minat para remaja bahkan anak-anak untuk mengkonsumsinya dikarekan mereka dapat menjangkau harga tersebut dengan uang jajan mereka. Ini sangat bahaya karena semakin belia usia seseorang mencoba untuk merokok maka makin cepat kecanduan dan makin susah untuk melepaskan kecanduan ini.


Betapa sering saya melihat para anak-anak sekolah setingkat SMP bahkan anak-anak SD yang tanpa merasa canggung merokok di area-area publik. Dengan uang jajan yang diberikan mereka dapat membeli sebungkus rokok dengan mudahnya.

Jika situasi ini terus dibiarkan dan tidak ada pencegahan maka generasi kita kedepannya bukan menjadi generasi cemerlang melainkan generasi yang sakit-sakitan dan mempunyai masa depan yang suram.

Salah satu opsi untuk mengatasi hal ini adalah dengan menaikkan harga rokok menjadi Rp. 50.000 bahkan lebih agar tidak bisa dijangkau oleh anak-anak dan para perokok dari kalangan keluarga dengan ekonomi rendah. Kita harus kompak dan bersuara dengan vokal mendesak pemerintah untuk segera menaikkan tarif cukai rokok agar harga rokok pun ikut naik dan juga dibarengi dengan peraturan dari pemerintah untuk mengetatkan pembelian harga rokok dengan meneluarkan peraturan seperti tidak memperbolehkan menjual rokok secara ketengan, pengawasan diperketat agar anak-anak yang berada dibawah usia 18 tahun benar-benar tidak diperbolehkan membeli rokok karena kenyataan dilapangan walaupun peraturan ini sudah ada tapi hanya sebatas permukaan saja tidak diterapkan secara mendalam.

Sudah cukup lama menurut saya desakan-desakan dari masyarakat yang mendorong kenaikan harga rokok segera di lakukan namun sampai saat ini tindak lanjutnya pun belum kelihatan, maka dari itu kita harus lebih giat dan terlibat aktif bersama-sama dalam kampanye menyuarakan hal ini salah satunya dengan menandatangani Petisi online Rokok Harus Mahal di Change.org (Petisi #RokokHarusMahal) untuk mendukung Keluarga Indonesia lebih sejahtera dan Generasi yang lebih baik.


Dan jangan lupa juga untuk mendengarkan program radio ruang publik KBR nusantara seputar topik #Rokokharusmahal dan #rokok50ribu yang bisa kita dengarkan di Radio Power FM (89.2) ataupun secara streaming di KBR.id / aplikasi KBR dan juga di FB Live Kantor Berita Radio-KBR (http://www.facebook.com/beritaKBR)


  • Share:

You Might Also Like

0 comments

"Budayakan meninggalkan komentar yang baik dengan memperhatikan bahasa-bahasa yang digunakan :) "