Anak kecil dewasa sebelum waktunya itu bagus kok!

By Arjun Toraya - November 17, 2017

Mungkin judulnya agak sedikit berkonotasi negatif ya? :) Tapi jangan negatif thinking dulu karna yang saya maksud bukan cepat dewasa dalam arti yang buruk tapi berfikiran dewasa dalam artian yang positif kok. Klo dewasa dalam hal yang gak baik misalnya kecil-kecil udah tau pacaran mah jauh-jauh deh dari anak-anak dan adik-adik kita ini.


Trus beberapa orang mungkin berpikir "ah ga perlu membuat seorang anak cepat dewasa dalam pemikirannya ntar juga klo udah waktunya bakalan dewasa sendiri kok".. Well.. pernyataan seperti ini gak sepenuhnya benar menurut saya, ga percaya? simpelnya aja berapa banyak anak-anak sekarang yang sudah lumayan matang dalam umurnya tapi kelakuan dan cara dia bersikap jauh dari kata DEWASA? atau terlalu cengeng sehingga masalah yang sepele aja sudah bisa membuat dia merasa seakan-akan dunia mengalami kiamat? dan memiliki mental tahu tempe yang membuat dia ga berani untuk melakukan dan mengeksplore sesuatu yang baru?? atau mungkin kamu sadar bahwa dulu sikap yang seperti itu menjadi bagian dari kehidupanmu? Jika iya pasti kita tau bahwa semua hal-hal diatas membawa dampak buruk bagi kesuksesan masa depan anak tersebut

Trus apa untungnya jika anak-anak dipupuk dengan sikap kedewasaan?
Nah ini nih gimana mau dipraktekkan klo sadar akan pentingnya kedewasaan pada anak aja masih nanya? *padahal yang nanya si penulis juga :D

Seorang anak kecil itu paling gampang untuk diajarkan sesuatu hal yang baru bagi dia, pasti kita pernah dengar katanya kalo pengen anak-anak pinter ngomong bahasa inggris dengan lancar harus diajarkan mulai dari sedini mungkin, ini memang benar! Otak seorang anak sangat cepat untuk menangkap segala sesuatu yang diberikan kepadanya.. jadi jika kita mulai membiasakan dirinya dengan suatu hal entah itu hal yang baik atau buruk maka otak anak kecil akan merekam setiap asupan yang diberikan sehingga menjadi suatu hal yang biasa bagi dia.

Kadang kita juga mendengar anak kecil diibaratkan kayak kertas kosong yang bisa ditulisi apa saja didalamnya, tapi saya lebih suka mengibaratkan fikiran anak kecil itu seperti BESI YANG PANAS, klo di ibaratkan kertas ya kertas kan masih bisa di hapus tulisannya atau di tipex :D , jadi yang lebih cocok bagi saya adalah Fikiran anak kecil itu seperti besi yang masih sangat panas, yang baru aja diletakkan didalam tungku yang sedang membara. Loh apa hubungannya dengan besi yang panas?
Jadi gini, seorang pandai besi pasti terlebih dahulu akan membakar/memanaskan besi yang akan dibentuknya menjadi sebuah alat menurut yang dia inginkan, Prosesnya memanaskannya akan cukup lama sehingga besi mentah yang tadi belum berbentuk akhirnya setelah dipanaskan akan berwarna kemerahan yang artinya siap untuk dibentuk..
Besi yang sedang panas itu tidak sekeras besi mentah tadi, saat itulah sang pandai besi mulai membentuk sesuai keinginannya.. entah mau dijadikan sebuah parang,pedang,tombak atau peralatan lainnya..
Fikiran anak kecilpun sama dengan besi yang panas itu, gampang untuk dibentuk seperti yang kita inginkan.. berbeda jika umurnya sudah beranjak dewasa maka akan sangat sulit untuk mengubah kebiasaan atau jalan fikiran yang sudah tertanam sejak kecil..maka saat itu dia diibaratkan dengan besi yang sudah menjadi dingin..besi yang sudah dingin akan SANGAT SUSAH untuk dibentuk lagi karena telah mengeras, sekalipun kita mencoba memanaskannya lagi maka sudah tidak akan sama seperti besi mentah saat kita pertama kali memanaskannya.. salah-salah maka akan merusak besi itu.


Saya sudah begitu banyak melihat pola asuhan orang tua atau lingkungan sekitar seorang anak terhadap perkembangan pola pikir dan kedewasaan anak itu kedepannya. Saya punya seorang keponakan yang tinggal dekat dengan rumah kami, dia saat itu duduk di bangku SD kelas 5, Ayahnya adalah seorang pekerja kantoran dan ibunya seorang guru, keponakan saya ini mempunyai seorang adik yang masih berumur 5 tahun...selama dia masuk sekolah kelas siang*saat itu sekolahnya dibagi menjadi keals pagi dan siang* selama 6 bulan setiap hari dialah yang di berikan tanggung jawab oleh Ayah dan ibunya untuk menjaga adiknya saat orang tua mereka sedang bekerja, dan luar biasanya dia melakukan tanggung jawab itu secara luar biasa! Ibunya sebelum berangkat pada pagi hari menyiapkan sarapan mereka .. dan selebihnya dia diberi kepercayaan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lain hingga ibunya pulang pada siang hari nanti. Dia kemudian memandikan adiknya, ya walopun awal2nya lebih banyak main air dengan adiknya daripada memandikannya tapi lama-kelamaan dia mengerti bahwa bermain-main saat mandi adalah sebuah pemborosan akan air maupun sabun mandi yang mereka gunakan, kemudian dia akan menyuapi adiknya awalnyapun dia lebih banyak menyisakan makanan adiknya dan menghambur-hamburkannya saat makan, tapi kemudian dia sadar betapa lelah ibunya saat pulang kerja untuk kemudian membersihkan butiran-butiran nasi yang jatuh kelantai sehingga dia belajar bahwa besok-besok tidak akan melakukannya lagi.. Orang tuanyapun akan menegur dengan baik jika dia melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dipercayakan kepadanya.


Mungkin sebagian orang akan mengatakan "Orang tuanya kok ga cari aja seorang pengasuh buat anak-anaknya, kan kasihan si kakak harus mengurus adiknya saat mereka berdua sedang bekerja, tega banget ya".... padahal mereka tidak mengetahui kedua orang tuanya sedang dalam proses MEMANASKAN BESI kepada anak mereka, tentu orang tua keponakan saya itu lebih dari mampu dari sisi keuangan untuk mecarikan kedua anaknya pengasuh untuk mengurus kedua anaknya selagi bekerja TAPI kedua orang tuanya ingin memproses si anak mengenal KEDEWASAAN dengan sebuah alat yang bernama TANGGUNG JAWAB..
Dan sekarang buah dari kepercayaan kedua orang tuanya kepada si kakak terlihat dengan jelas. Jika saya bandingkan sikap dan cara berpikir keponakan saya ini dibandingkan teman-teman seusianya saya dapat mengatakan sangat jauh lebih baik dan dewasa.. kedewasaan pada anak BUKAN BERARTI dia harus berbicara seperti orang dewasa ataupun melakukan hal-hal yang orang dewasa lakukan, tetapi mendewasakan anak adalah bagaimana mempersiapkan mental dan fikirannya untuk suatu hal yang baik yang berguna baginya saat dia tumbuh dewasa nanti.

Keponakan saya saat ini menjadi seorang anak yang tahu menghargai jerih payah orang tuanya, lebih menyayangi adiknya, bisa membantu orang tuanya dalam pekerjaan-pekerjaan rumah sebatas yang masih dapat dia kerjakan dan lebih bertanggung jawab untuk kepercayaan yang diberikan padanya.. itu semua adalah hasil dari proses pendewasaan yang dia terima dari orang tuannya.

Sayangnya banyak orang tua maupun kakak-kakak yang tidak menyadari atau bahkan kurang perduli akan hal ini, bahwa penanaman sikap dan pendewasaan pada diri anak adalah sebuah hal yang sangat penting.. yang tidak akan bisa dilakukan NANTI.. mumpung saat ini masih ada waktu untuk mengajarkan mereka semuanya itu maka mari kita lebih memperhatikan perkembangan psikologi anak dan adik kita yang nantinya berguna bagi dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya.

  • Share:

You Might Also Like

9 comments

  1. bagus om artikelnya, memang dewasa itu tidak harus tua, orang yang sudah tua belum tentu juga dewasa om

    ReplyDelete
    Replies
    1. malah banyak yg umur dewasa tapi kelakuan ngalahin anak2 mas :)

      Delete
  2. Nice gan, jadi menambah pengetahuan yv sangat bermanfaat

    ReplyDelete
  3. Saya setuju dengan pernyataan penulis, seorang anak bisa berkembang dari perlakuan sekitar atau perlakuan orang tuanya, sehingga sifat kewedasaan anak juga bisa ditentukan dari kedua hal itu.

    Seperti yang penulis gambarkan melalui besi, hal itu sangat sesuai dengan bimbingan orang tua pada anak sekarang ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener gan saaat prosesnya bagus maka hasilnya bagus pula

      Delete
  4. Anak kecil dewasa sebelum waktunya memang sih boleh, tapi sikap dewasanya dimata orang lain itu kadang selalu mencerminkan dianggap kurang. Karena untuk menjadi dewasa itu butuh waktu yang cukup lama

    ReplyDelete
  5. Menurut saya, anak kecil sebaiknya diberi kesempatan untuk menikmati masa bermainnya sebagai anak kecil, gan... ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya benar tpi yg saya maksudh diajarkan untuk dewasa juga sis

      Delete

"Budayakan meninggalkan komentar yang baik dengan memperhatikan bahasa-bahasa yang digunakan :) "